Search with Google

Google
 

Saturday, April 5, 2008

Pil Anti Impotensi

Impotensi tak lagi momok yang menakutkan lelaki. Kemajuan teknologi medis dan farmasi menyodorkan banyak cara untuk kembali perkasa. Mulai dari yang rumit macam implantasi protesa, injeksi, sampai pil praktis yang kini sedang digandrungi, Viagra dan Vasomax. Tapi patuhi petunjuk dokter Anda, kalau tak mau celaka.



Diperkirakan di bumi ini terdapat sekitar 140 juta pria penderita gangguan ereksi jangka panjang. Obat ini cocok untuk kasus impotensi lantaran diabetes, gangguan saraf ulang belakang, dan prostatectomy. Juga cocok bagi penderita ejakulasi prematur.
Bukan obat kuat

Menurut aturan pakai, Viagra diminum sejam sebelum berhubungan intim. Akan bekerja secara efektif selama paling lama 4 jam. Meski demikian si pemakai tetap harus memperoleh rangsangan seksual untuk menimbulkan ereksi sebelum obat tersebut bereaksi. Jangan berpikiran bahwa setelah minum pil ini keperkasaan Anda langsung bangkit. Sebenarnya, Viagra adalah semacam erection-enchancer.

"Ia akan membantu agar tercapai ereksi normal, meski tidak menyamai pria yang sehat secara seksual. Viagra tak akan mengubah atau meningkatkan libido dan nafsu seksual pria normal. Dengan kata lain ini bukan obat kuat atau aprodisiak bagi pria normal," ujar Dr. Harin Padma-Nathan, direktur Male Clinic di Santa Monika salah seorang peneliti Viagra.

Bagi penderita impotensi, minum pil ini tentu dianggap lebih praktis, dan ampuh daripada harus bersakit-sakit dengan alat suntik, implantasi protesa, obat oles, yang selama ini menjadi alternatif pengobatan impotensi. Cukup dengan sebutir Viagra, Anda akan menemukan lagi keperkasaan.

Menurut Dr. Akmal Taher Ph.D dari Klinik Impotensia, FKUI, RSUPCM, Jakarta, yang juga menjadi bagian dari Multicentre Studies untuk meneliti pemakaian sildenafil (viagra) di kawasan Asia, penyebab impotensi ada dua. Yakni organik dan psikogenik. Namun sebagian besar kasus impotensi terjadi akibat kombinasi kedua penyebab tersebut. Dalam hal ini Viagra merupakan terapi primer untuk impotensia organik. "Meskipun untuk pengobatan impotensia psikogenik juga bisa dipakai, namun sifatnya hanyalah suportif. Pengobatan utamanya tetap psikoterapi," jelas Taher.

Pzifer mengakui, Viagra akan menimbulkan akibat samping berupa kepala pusing, penglihatan kabur, dan sakit perut. Pemakaian dosis banyak akan mengakibatkan si pemakai tak mampu membedakan warna hijau dengan biru. Karena Viagra tidak membuat orang menjadi ereksi melainkan hanya untuk mempermudah ereksi, maka jangan sekali-kali menyuntikkan pil ini. Akibatnya sangat berbahaya. Bisa membuat pemakai mengalami priapism, dimana pria tersebut justru tak mampu menghentikan ereksinya.

"Seperti diketahui, proses ereksi terjadi karena adanya pelebaran pembuluh darah di p***s. Nah, Viagra bekerja melebarkan pembuluh darah di p***s tersebut. Namun barangkali, terjadi pula pelebaran pembuluh darah di bagian tubuh yang lain. Itulah yang menimbulkan efek samping," jelas Dr. Akmal Taher.

"Kalau dikonsumsi bersama obat yang mengandung nitrat, seperti obat penyakit jantung, bisa berisiko kematian karena obat itu memberi efek potensiasi, saling menguatkan. Jadi pelebaran pembuluh darahnya justru akan sedemikian hebat," tambah Taher.

Gangguan jantung dan diabetes
Kasus ini terjadi pada korban yang sebelumnya minum obat penurun tekanan darah dan aspirin. Satu setengah jam setelah minum Viagra, mendadak sesak nafas, wajah mereka pucat, dan akhirnya meninggal.

kasus lain terjadi pada korban yang diketahui mengidap penyakit diabetes. Salah satunya yang juga memiliki kelainan paru-paru, meninggal setengah sampai satu jam setelah menegak Viagra. Padahal ia belum melakukan hubungan seksual.

Penyebab kematian salah seorang di antaranya adalah detak jantung tak teratur dan aliran darah dari jantungnya tersumbat. Ia meninggal setelah melakukan hubungan seksual. Korban yang lain meninggal di pagi hari setelah malam sebelumnya menegak Viagara. Tak dilaporkan apakah ia sudah berhubungan seks atau belum. Yang jelas kematiannya disebabkan karena cardiopulmonary arrest.

Sementara itu ada korban yang setelah minum Viagra lalu terserang nyeri dada selagi berhubungan seks.

Harus dengan resep dokter
Meski belum bisa dipastikan apakah semua itu akibat langsung dari pemakaian Viagra, munculnya beberapa kaus di atas, tak pelak sempat memicu timbulnya pro-kontra atas pemakaian pil biru ini. Padahal setelah meneliti para korban, FDA menegaskan bahwa sampai sekarang belum ada bukti bahwa penyebab kematian para korban itu Viagra. Kemungkinan besar kematian tersebut akibat terjadinya komplikasi bercampurnya Viagra dengan obat-obat penyakit jantung seperti nitroglyserin.

Formula Vasomax yang mudah larut dalam air menghasilkan konsentrasi plasma phentolamine sebagai zat aktifnya. Sebelumnya phentolamine sudah dipakai sebagai sarana melebarkan pembuluh darah (vasodilator) dengan cara menyuntikkannya ke p***s untuk mengatasi impotensi. Pemakaiannya secara oral diharapkan akan mampu memfasilitasi terjadinya ereksi meskipun hasilnya tidak akan seoptimal bila dikonsumsi dengan cara menyuntikkannya langsung.

Oleh karena itu Vasomax cocok untuk membantu mengatasi gangguan disfungsi ereksi yang masih ringan.

Berbeda dengan pendahulunya yang sudah "makan" korban, menurut pembuatanya Vasomax aman dipakai bersamaan dengan obatan lain termasuk nitrat. Meski demikian diakui, masih menimbulkan akibat sampingnya seperti hidung tersumbat, insomnia dan gangguan pencernaan. Sampai sekarang penelitiannya secara laboratoris masih berjalan.

Untuk menentukan keberhasilan suatu terapi impotensi, termasuk pemakaian obat oral, banyak sekali variabelnya. Tolok ukurnya tidak cuma dari berhasil tidaknya seseorang penderita mampu ereksi kembali. Kalau ternyata, lebih banyak menimbulkan mudaratnya daripada manfaatnya, sebaiknya jangan buru-buru memilihnya. Sabar sebentar untuk menunggu perkembangan positifnya.


Sumber: email dari teman

No comments:

Bookmark This

Ziddu - Uploading your file