Search with Google

Google
 

Saturday, April 5, 2008

Bahaya Kelebihan Vitamin A

Sejak lebih dari 1.500 tahun, orang-orang Cina atau Mesir sudah mengenal khasiat dari hati binatang untuk mengobati penyakit rabun ayam. Memang ketika itu belum diketahui, bahwa unsur aktiv yang dikandung hati binatang adalah Vitamin A. Kini diketahui kekurangan atau kelebihan vitamin A juga berdampak pada kesehatan.

Vitamin A baru dapat diidentifikasikan pada tahun 1913, dan mekanismenya untuk memerangi rabun ayam atau ancaman kebutaan pada anak, baru diketahui secara pasti satu dekade kemudian. Pada tahun 1980-an dimulai era baru fungsi vitamin A, setelah diketahui bahwa vitamin ini memainkan peranan menentukan, dalam pertumbuhan dan pembelahan sel. Sejak dua dekade lalu, muncul eforia berlebihan menyangkut khasiat vitamin A.

Memang tidak berlebihan, jika vitamin A banyak dipuji dan diharapkan dapat mencegah dan memerangi penyakit tertentu, seperti kanker misalnya. Sebab penelitian selama beberapa dekade menunjukkan, vitamin A merupakan unsur penting untuk mempertahankan kondisi kesehatan yang bagus, pertumbuhan, sistem kekebalan tubuh, reproduksi dan penglihatan. Secara umum, diketahui kekurangan vitamin A pada anak-anak terutama di negara berkembang, merupakan penyebab utama penyakit rabun ayam atau bahkan kebutaan.

Tentu saja dipertanyakan apa sebetulnya vitamin A itu? Dari mana sumbernya? Vitamin A dapat diperoleh dari berbagai sumber, dan terdapat dalam dua macam bentuk, yakni retinol dan beta-carotene. Retinol lazim disebut vitamin A yang sebenarnya karena dapat langsung dimanfaatkan oleh tubuh. Sumber retinol kebanyakan dari makanan hewani, seperti hati, telur atau minyak ikan. Sementara beta-carotene disebut pro-vitamin A, karena harus diolah dulu oleh tubuh, untuk menjadi retinol. Sumber beta-carotene kebanyakan berasal dari makanan nabati, terutama yang berwarna oranye atau hijau tua seperti wortel, ubi dan mangga. Tubuh menyimpan retinol maupun beta-carotene di dalam hati dan mengambilnya dari tempat penimbunan tsb, jika tubuh membutuhkannya.

Ditimbun dalam hati
Karena vitamin A ditimbun di dalam hati, dalam arti tidak larut dalam air, terdapat bahaya jika kadarnya melebihi ambang batas aman, dapat muncul ancaman kesehatan. Berdasarkan rekomendasi dari institut kesehatan nasional Amerika Serikat, disarankan konsumsi harian dari vitamin A tsb antara 500 sampai 1.500 mikrogram vitamin A. Tentu saja konsumsinya disesuaikan untuk tiap kelompok umur dan jenis kelamin. Anak-anak lebih kecil dari orang dewasa, ibu menyusui lebih banyak dari wanita remaja. Kurang dari itu, dapat muncul gangguan
kesehatan antara lain gangguan penglihatan atau pertumbuhan pada anak.

Muncul pertanyaan berikutnya, bagaimana kalau tubuh kelebihan vitamin A. Disinilah letak keunikan vitamin A. Diketahui, vitamin A sangat penting bagi kesehatan tulang. Namun jika terjadi kondisi kelebihan atau hypervitaminosis, justru muncul penyakit kerapuhan tulang atau osteoporosis. Para peneliti menduga, kelebihan vitamin A memicu aktivitas osteoclast, yakni sel yang menguraikan tulang. Juga diperkirakan, kelebihan vitamin A memicu korelasi timbal balik dengan vitamin D, yang memainkan peranan penting dalam pembentukan tulang. Selain itu, dalam komposisi yang cukup, vitamin A dapat mencegah kanker, tetika kelebihan justru memicu tumbuhnya kanker.

Osteoporosis
Mengapa setelah sebelumnya hampir semua pihak, berlomba-lomba mengatasi situasi kekurangan vitamin A di dunia, tiba-tiba muncul peringatan bahaya kelebihan vitamin A? Penyebabnya adalah tingginya kasus penyakit kerapuhan tulang atau osteoporosis di kalangan warga negara maju. Di Amerika Serikat saja, institut kesehatan nasional melaporkan, lebih dari 10 juta warganya menderita gejala kerapuhan tulang. Sekitar 80 persen penderitanya adalah wanita. Sekitar 18 juta warga Amerika lainnya, menderita gejala berkurangnya kerapatan tulang, yang menunjukan perkembangan awal dari osteoporosis.

Dalam penelitian memang ditemukan, penyebabnya bermacam-macam dan bukan hanya akibat kelebihan vitamin A saja. Ada yang merupakan penyakit genetis, kurang konsumsi kalsium, akkibat kebiasaan merokok atau juga konsumsi alkohol secara berlebihan. Namun beberapa tahun belakangan, para peneliti memusatkan perhatian pada kaitan antara kelebihan vitamin A dengan risiko kerapuhan tulang. Pemicunya, adalah konsumsi vitamin A sintetis dalam jumlah besar di negara-negara maju akibat promosi yang gencar menyangkut bahaya kekurangan vitamin A.

Dalam penelitian di Swedia, dimana kasus kerapuhan tulang akibat kelebihan vitamin A amat menonjol, terlihat hubungan yang signifikan menyangkut hal itu. Penelitian terhadap 72.000 wanita yang sudah memasuki masa menopause, yang mengkonsumsi vitamin A dalam bentuk suplemen setara dengan 3000 mikrogram per hari, atau kira-kira tiga kali kebutuhannya, menunjukkn risiko kerapuhan tulang yang juga meningkat tiga kali lipat. Sementara penelitian pada 2.000 orang lelaki di Swedia, yang kadar retinol dalam darahnya lebih tinggi dari normal, terlihat juga peningkatan risiko kerapuhan tulang. Swedia menjadi contoh menarik, karena populasinya mengkonsumsi vitamin A dalam kadar tinggi, dibarengi dengan kurangnya biosintesa vitamin D, akibat kurangnya sinar matahari.

Faktor risiko di negara maju
Kecemasan dampak kelebihan vitamin A, memang lebih banyak muncul di negara maju. Sementara di negara berkembang, yang dicemaskan justru kekurangan vitamin A pada anak-anak dan ibu hamil atau menyusui. Menu makanan warga di negara maju dinilai oleh para meneliti, mencukupi kebutuhannya akan vitamin A sehari-hari. Apalagi kalau dalam menu makanan mereka, termasuk juga hati sapi atau hati ayam, yang mengandung retinol kadar tinggi. Pada pokoknya, para peneliti mengingatkan, jika menu makanan sehari-hari sudah mengandung vitamin A kadar tinggi, tidak perlu lagi mengkonsumsi suplemen vitamin A.

Terutama juga diperingatkan orang-orang lanjut usia yang memiliki risiko kerapuhan tulang lebih tinggi. Pada manusia lanjut usia, fungsi hati sudah menurun dan kurang efektif dalam mengolah kelebihan retinol, artinya kadar vitamin A dalam tubuh mereka sudah cukup tinggi, dan biasanya tidak memerlukan suplemen lagi. Akan tetapi, jika memang dibutuhkan suplemen vitamin A, disarankan mengkonsumsinya dalam bentuk beta-carotene. Dengan begitu kebutuhan vitamin A dapat dipenuhi secara optimal tanpa meningkatkan risikonya. Juga disarankan, agar kelompok risiko seperti wanita yang sudah memasuki menopause atau manula, berkonsultasi dengan dokternya untuk menetapkan kadar aman yang dapat dikonsumsi.

Sumber: email dari teman

No comments:

Bookmark This

Ziddu - Uploading your file