Search with Google

Google
 

Saturday, April 5, 2008

8 Tips Jaga Jantung

0 comments

Penyakit kardiovaskular merupakan tipikal akibat adanya aterosklerosis. Plak atau lemak menimbun di saluran pembuluh darah, lalu mengeraskannya dan membuatnya tidak elastis. Proses ini berjalan progresif atau terus-menerus dan tidak bisa dihambat bila konsumsi lemak tinggi tidak dihentikan. Pada akhirnya akan menyebabkan serangan jantung maupun stroke.

Ada banyak faktor risiko yang menyumbang proses ini, salah satunya genetik. Gaya hidup juga tidak bisa disepelekan karena menyumbang lebih banyak. Berikut ini delapan langkah agar jantung tetap sehat:

  1. Kenali faktor risiko. Kesadaran ini penting. Contohnya, salah satu dari keluarga pemah mengalami serangan jantung, kita bisa mewaspadainya karena berada dalam rantai risiko tinggi.
  2. Pilih makanan sehat. Menghindari makanan tinggi lemak, mengurangi daging merah, gorengan, makanan yang serba tinggi kalori. Ganti dengan sayur, buah segar, daging putih, makanan berserat seperti oat dan biji-bijian.
  3. Bila kegemukan, normalkan berat badan. Kegemukan menyebabkan pelepasan asam lemak bebas. Akibatnya seluruh hormon terganggu, tekanan darah menaik, dan banyak penyakit bakal mengikuti selain jantung. Konsultasilah dengan dokter atau ahli diet agar berat badan terjaga normal.
  4. Lakukan latihan fisik secara teratur. Olahraga yang teratur melatih otot-otot juga jantung. Keseimbangan hormon akan tercapai karenanya. Setidaknya 30 menit sehari, tiga kali seminggu merupakan hitungan yang cukup untuk melatih tubuh. Tentu saja disesuaikan dengan usia dan kondisi kesehatan Anda secara umum. Konsultasikan ke dokter ahli olahraga.
  5. Cek kolesterol dan tekanan darah secara teratur. Hipertensi merupakan penyakit yang menyerang diam-diam. Mengecek kesehatan secara teratur merupakan upaya waspada. Bila terjadi kenaikan kolesterol atau tekanan darah yang tidak normal, barulah obat yang berbicara. Dokter akan memberikan kepada Anda sesuai dengan kebutuhan untuk mencapai angka tekanan darah dan kolesterol yang normal.
  6. Jika merokok, segeralah berhenti. Ini merupakan salah satu faktor risiko penyakit kardiovaskular, juga penyakit-penyakit lain. American Medical Association menegaskan, berhenti merokok mengurangi risiko terkena serangan jantung.
  7. Kelola stres. Yang jelas stres dapat menaikkan tekanan darah dan meningkatkan kecenderungan buruk lain seperti kebiasaan merokok, makan banyak dan tidak teratur. Stres juga menurunkan sistem kekebalan tubuh. Tubuh gampang terinfeksi dan mudah kena serangan jantung. Atasi dengan meditasi, yoga, dan kalau perlu lakukan rileksasi. Anda juga bisa menikmati musik, membaca buku, atau bercengkerama dengan kawan.
  8. Jangan mengabaikan pertanda. Contohnya, nyeri dada seperti terbakar, rasa penat di tulang punggung, leher, tangan, atau napas tersengal dan pendek. Ada banyak pertanda lain yang bisa diwaspadai. Jangan sepelekan. Bila terjadi, segera konsultasikan ke dokter dan ikuti petunjuknya.
Penyakit jantung merupakan pembunuh pertama di seluruh dunia. Ada beberapa yang bisa dikendalikan dan ada yang tidak. Selama Anda bisa melakukan pencegahan kenapa tidak segera dilakukan saat ini, sekarang juga.

Sumber: email dari teman

Friday, April 4, 2008

Kiat Cegah Kanker Rahim

0 comments

Banyak cara, misalnya, tak terlalu sering mencuci vagina dengan antiseptik, apalagi tanpa indikasi dan saran dokter. Jangan pula menaburkan talk di vagina. Bisa juga dengan diet rendah lemak. Waduh! Kengerianlah yang langsung terbayang begitu mendengar kata kanker rahim. Kita tahu penyakit ganas ini menduduki peringkat atas sebagai pembawa kematian. Tapi, tak perlu khawatir bila sejak awal kita sudah melakukan pencegahan. Karena justru, menurut dr. Nasdaldy, SpOG, , pencegahan menjadi bagian terpenting dari risiko kanker. "Caranya dengan mencegah terpaparnya substansi yang menyebabkan risiko terjadinya kanker tersebut," tandasnya. Yang terjadi di sini justru sebaliknya, masih banyak wanita yang enggan memeriksakan diri ke dokter kandungan, kendati sudah memiliki berbagai keluhan. Padahal, jika dibiarkan kanker akan semakin mengganas!
Jadi, yuk, kita ikuti sejumlah kiat mencegah kanker rahim yang dipaparkan ahli kebidanan dan kandungan dari RS Kanker Darmais, Jakarta ini.

1. JAUHI ROKOK
Ini peringatan paling penting buat wanita perokok. Kecuali mengakibatkan penyakit pada paru-paru dan jantung, kandungan nikotin dalam rokok pun bisa mengakibatkan kanker serviks (leher rahim), lo. "Nikotin, kan, mempermudah semua selaput lendir sel-sel tubuh bereaksi atau menjadi terangsang, baik pada mukosa tenggorokan, paru-paru, juga serviks." Sayangnya tak diketahui pasti seberapa banyak jumlah nikotin dikonsumsi yang bisa menyebabkan kanker serviks. Tapi, mengapa harus ambil risiko, lebih baik tinggalkan segera rokok jika kita ingin terbebas dari kanker.

2. PENCUCIAN VAGINA
Sering, kan, kita melakukan pencucian vagina dengan obat-obatan antiseptik tertentu. Alasannya beragam, entah untuk "kosmetik" atau kesehatan. Padahal, Bu, kebiasaan mencuci vagina bisa menimbulkan kanker serviks, baik obat cuci vagina antiseptik maupun deodoran. "Douching atau cuci vagina menyebabkan iritasi di serviks. Nah, iritasi berlebihan dan terlalu sering akan merangsang terjadinya perubahan sel, yang akhirnya jadi kanker." Jadi, Bu, sebaiknya pencucian vagina dengan bahan-bahan kimia tak dilakukan secara rutin. "Kecuali bila ada indikasi, misalnya, infeksi yang memang memerlukan pencucian dengan zat-zat kimia. Itu pun seharusnya atas saran dokter."
Artinya, kita jangan sembarangan membeli obat-obatan pencuci vagina.
"Terlebih lagi, pembersih tersebut umumnya akan membunuh kuman-kuman. Termasuk kuman Basillus doderlain di vagina yang memproduksi asam laktat untuk mempertahankan pH vagina." Kita tahu, bila pH enggak seimbang lagi di vagina, maka kuman lain, seperti jamur dan bakteri,bisa punya kesempatan hidup di tempat tersebut. Ini, kan, malah bisa menimbulkan penyakit-penyakit lain.

3. MENABURI TALK
Yang kerap terjadi lagi, saat daerah vagina gatal atau merah-merah, kita menaburkan talk di sekitarnya. Walah, Bu, ternyata itu bahaya. Pemakaian talk pada vagina wanita usia subur bisa memicu terjadi kanker ovarium (indung telur). "Sebab di usia subur berarti sering ovulasi. Padahal bisa dipastikan saat ovulasi terjadi perlukaan di ovarium. Nah, bila partikel talk masuk akan menempel di atas luka tersebut. Akibatnya, kan, bisa merangsang bagian luka untuk berubah sifat jadi kanker."
Karena itu sangat tidak dianjurkan memberi talk di daerah vagina.
Karena dikhawatirkan serbuk talk terserap masuk ke dalam. Lama-lama akan bertumpuk dan mengendap menjadi benda asing yang bisa menyebabkan rangsangan sel menjadi kanker.

4.DIET RENDAH LEMAK
Penting diketahui, Bu, timbulnya kanker pun berkaitan erat dengan pola makan seseorang. Wanita yang banyak mengkonsumsi lemak akan jauh lebih berisiko terkena kanker endometrium (badan rahim). "Sebab lemak memproduksi hormon estrogen. Sementara endometrium yang sering terpapar hormon estrogen mudah berubah sifat menjadi kanker." Jadi, terang Nasdaldy, untuk mencegah timbulnya kanker endometrium, sebaiknya hindari mengkonsumsi makanan berlemak tinggi. "Makanlah makanan yang sehat dan segar. Jangan lupa untuk menjaga berat badan ideal agar tak terlalu gemuk."
Tak heran, bila penderita kanker endometrium banyak terdapat di kota-kota besar negara maju. Sebab, umumnya mereka menganut pola makan tinggi lemak.

5.KEKURANGAN VITAMIN C
Pola hidup mengkonsumsi makanan tinggi lemak pun akan membuat orang tersebut melupakan zat-zat gizi lain, seperti beta karoten, vitamin C, dan asal folat. Padahal, kekurangan ketiga zat gizi ini bisa menyebabkan timbul kanker serviks. "Beta karoten, vitamin C, dan asam folat dapat memperbaiki atau memperkuat mukosa di serviks. Nah, jika kekurangan zat-zat gizi tersebut akan mempermudah rangsangan sel-sel mukosa tadi menjadi kanker."
Beta karoten banyak terdapat dalam wortel, vitamin C terdapat dalam buah-buahan berwarna oranye, sedangkan asam folat terdapat dalam makanan hasil laut.

6.HUBUNGAN SEKS TERLALU DINI
Hubungan seks idealnya dilakukan setelah seorang wanita benar-benar matang. Ukuran kematangan bukan hanya dilihat dari ia sudah menstruasi atau belum, lo. Tapi juga bergantung pada kematangan sel-sel mukosa; yang terdapat di selaput kulit bagian dalam rongga tubuh. Umumnya sel-sel mukosa baru matang setelah wanita tersebut berusia 20 tahun ke atas.
Jadi, seorang wanita yang menjalin hubungan seks pada usia remaja; paling rawan bila dilakukan di bawah usia 16 tahun. Hal ini berkaitan dengan kematangan sel-sel mukosa pada serviks si wanita. "Pada usia muda, sel-sel mukosa pada serviks belum matang. Artinya, masih rentan terhadap rangsangan sehingga tak siap menerima rangsangan dari luar. Termasuk zat-zat kimia yang dibawa sperma." Lain hal bila hubungan seks dilakukan kala usia sudah di atas 20 tahun, dimana sel-sel mukosa tak lagi terlalu rentan terhadap perubahan. Nah, karena masih rentan, sel-sel mukosa bisa berubah sifat menjadi kanker. "Sifat sel, kan, selalu berubah setiap saat; mati dan tumbuh lagi. Karena ada rangsangan, bisa saja sel yang tumbuh lebih banyak dari sel yang mati, sehingga perubahannya tak seimbang lagi. Kelebihan sel ini akhirnya bisa berubah sifat menjadi sel kanker."

7.BERGANTI-GANTI PASANGAN
Bisa juga kanker serviks muncul pada wanita yang berganti-ganti pasangan seks. "Bila berhubungan seks hanya dengan pasangannya, dan pasangannya pun tak melakukan hubungan seks dengan orang lain, maka tidak akan mengakibatkan kanker serviks."
Bila berganti-ganti pasangan, hal ini terkait dengan kemungkinan tertularnya penyakit kelamin, salah satunya Human Papilloma Virus (HPV). "Virus ini akan mengubah sel-sel di permukaan mukosa hingga membelah menjadi lebih banyak. Nah, bila terlalu banyak dan tidak sesuai dengan kebutuhan, tentu akan menjadi kanker."

8.TERLAMBAT MENIKAH
Sebaliknya wanita yang tidak atau terlambat menikah pun bisa berisiko terkena kanker ovarium dan kanker endometrium. Sebab, golongan wanita ini akan terus-menerus mengalami ovulasi tanpa jeda. "Jadi, rangsangan terhadap endometrium pun terjadi terus-menerus. Akibatnya bisa membuat sel-sel di endometrium berubah sifat jadi kanker." Risiko yang sama pun akan dihadapi wanita menikah yang tidak mau punya anak.
Karena ia pun akan mengalami ovulasi terus-menerus. "Bila haid pertama terjadi di bawah usia 12 tahun, maka paparan ovulasinya berarti akan semakin panjang. Jadi, kemungkinan terkena kanker ovarium akan semakin besar."
Nah,salah satu upaya pencegahannya tentu dengan menikah dan hamil. Atau bisa juga dilakukan dengan mengkonsumsi pil KB. Sebab penggunaan pil KB akan mempersempit peluang terjadinya ovulasi. "Bila sejak usia 15 tahun hingga 45 tahun dia terus menerus ovulasi, lantas 10 tahun ia ber-KB, maka masa ovulasinya lebih pendek dibandingkan terus-menerus, kan?" Hasil penelitian menunjukkan penggunaan pil KB sebagai alat kontrasepsi dapat menurunkan kejadian kanker ovarium sampai 50 persen.

9.PENGGUNAAN ESTROGEN
Risiko yang sama akan terjadi pada wanita yang terlambat menopause. "Karena rangsangan terhadap endometrium akan lebih lama, sehingga endometriumnya akan lebih sering terpapar estrogen. Jadi, sangat memungkinkan terjadi kanker."
Tak heran bila wanita yang memakai estrogen tak terkontrol sangat memungkinkan terkena kanker. "Umumnya wanita yang telah menopause di negara maju menggunakan estrogen untuk mencegah osteroporosis dan serangan jantung." Namun, pemakaiannya sangat berisiko karena estrogen merangsang semakin menebalnya dinding endometrium dan merangsang sel-sel endometrium sehingga berubah sifat menjadi kanker. "Jadi, sebaiknya penggunaan hormon estrogen harus atas pengawasan dokter agar sekaligus juga diberikan zat antinya, sehingga tidak berkembang jadi kanker."

Nah, Bu, banyak hal ternyata yang bisa dilakukan agar tak "mengundang" kanker datang ke tubuh kita. Tentu saja kita bisa memulainya dari hal-hal kecil. Jangan tunda sampai esok!

Indah Mulatsih . Ilustrasi:Pugoeh (nakita)

MENGENAL JENIS KANKER
Cukup banyak jenis kanker rahim. Tapi, jelas Nasdaldy ada tiga jenis yang paling banyak menyerang wanita; kanker serviks (leher rahim), kanker ovarium (indung telur), dan kanker endometrium (badan rahim).

1.KANKER SERVIKS
Gejala
Terdapat keputihan berlebihan, berbau busuk, dan tidak sembuh-sembuh. Memang, tak semua keputihan pertanda ada kanker. Sebab, keputihan pun bisa karena ada rangsangan lain. "Karena itu, kalau timbul keputihan abnormal sebaiknya periksa ke dokter, apakah itu kanker atau bukan."
Gejala lain, terdapat perdarahan di luar siklus haid."Terutama perdarahan setelah berhubungan intim." Untuk memastikannya harus diperiksa dokter, karena perdarahan bisa juga terjadi akibat gangguan keseimbangan hormon. Bila kanker sudah mencapai stadium 3 ke atas, maka akan terjadi pembengkakan di berbagai anggota tubuh, seperti di paha, betis, tangan, dan sebagainya. Tapi, jika masih prakanker justru tak ada gejala.

Deteksi Dini
Bagi wanita yang telah berhubungan seks, lakukan pemeriksaan Pap's smear; mengambil getah serviks dari vagina yang akan diperiksa ahli patologi. "Pap's smear bisa mendeteksi prakanker sampai kanker sehingga memungkinkan dilakukan pengobatan cepat dan tepat." Lakukan pemeriksaan secara berkala, setahun sekali. Toh, tidak mahal. Bahkan di puskesmas pun bisa.

Pengobatan
Yang utama lewat operasi; sederhana, besar, khusus. Operasi sederhana dilakukan pada tingkat stadium awal, yang disebut dengan konisasi (pemotongan rahim seperti kerucut). Karena dalam stadium awal (prakanker) dari nol hingga 1A. "Kanker masih berada di sel-sel selaput lendir." Operasi dilakukan bila pasien masih ingin hamil. Bila tak ingin hamil lagi akan dilakukan histerektomi simple (rahim diangkat semua).
Tujuannya agar kanker tak kambuh lagi. Histerektomi radikal akan dilakukan bila kanker sudah stadium 1B sampai 2A/2B. "Seluruh rahim diangkat berikut sepertiga vagina, serta penggantung rahim akan dipotong hingga sedekat mungkin dengan dinding panggul. Indung telur bisa diangkat atau tidak tergantung usia pasien.
Bila masih haid, indung telur akan ditinggal." Kendati vagina dipotong tak berarti tak bisa berhubungan seks, lo. "Awalnya akan terasa tak enak karena vagina lebih pendek, tapi pada akhirnya akan terbiasa juga, kok." Nah, bila kanker serviks sudah berada dalam stadium 2B ke atas, operasi tak lagi bisa dilakukan, melainkan dengan radiasi atau penyinaran. Sayangnya, penyinaran memiliki komplikasi; indung telur ikut mati terkena radiasi. "Akibatnya hormon pun mati. Padahal hormon diperlukan untuk gairah seksual dan haid. Juga mencegah osteroporosis dan jantung."
Komplikasi lainnya, dalam penyinaran bukan enggak mungkin terkena organ lain, semisal dubur dan saluran kencing. Terkadang terjadi luka bakar pada dubur dan terjadi diare atau perdarahan terus. "Kalau terjadi demikian, maka dubur atau saluran kencing harus diangkat. Sebagai gantinya akan dibuatkan dubur atau saluran kencing baru lewat perut."
Bahkan, akibat penyinaran vagina pun menjadi kaku, sehingga penderita tak bisa berhubungan seks. "Lain dengan operasi, kendati vagina diangkat sepertiganya tapi masih tetap bisa berhubungan seks."
Belum lagi bila ternyata tumor resisten terhadap penyinaran, sehingga berapa pun banyaknya penyinaran, tumornya tetap ada. Padahal komplikasi penyinaran, kan, sangat banyak. Itu sebabnya radiasi dilakukan bila tak ada pilihan lain.
Pengobatan berikutnya, kemoterapi; dilakukan bila operasi dan radiasi tidak memungkinkan lagi. Semisal, dalam setahun sudah pernah diradiasi, sehingga tak mungkin dilakukan radiasi lagi karena dikhawatirkan terjadi komplikasi. Sayangnya, kemoterapi sangat mahal biayanya.

2.KANKER OVARIUM
Gejala
Perut terasa begah, kembung, tidak nyaman. "Tapi gejala ini tidak spesifik. Bahkan, kebanyakan justru tak merasakan gejala apa-apa." Gejala selanjutnya perut membesar, terasa ada benjolan, nyeri panggul, gangguan BAB/BAK akibat penekanan pada saluran pencernaan dan saluran kencing. Bahkan pada keadaan yang lebih lanjut, dapat terjadi penimbunan cairan di rongga perut sampai mengalir ke rongga dada, sehingga perut tampak sangat membuncit. "Terkadang disertai sesak napas. Kalau sudah demikian, biasanya sudah terlambat ditangani."

Deteksi Dini
Kerap terjadi keterlambatan deteksi akibat sulit mendeteksinya pada stadium dini. "Karena lokasi ovarium berada di dalam rongga panggul, sehingga tak terlihat dari luar."
Biasanya kanker ditemukan lewat pemeriksaan dalam. Bila ditemukan kista, maka akan di-USG, apakah terdapat tanda-tanda kanker atau tidak. "Memang tak semua kista akan jadi kanker. Kista yang mengarah kanker biasanya berlokus-lokus atau bersekat-sekat. Juga dindingnya tebal dan tidak teratur. Pemeriksaan lainnya, CT-Scan dan tumor marker (pertanda tumor) lewat pemeriksaan darah.

Pengobatan
Dilakukan operasi yang dilanjutkan dengan terapi. Komplikasinya, mual, muntah, atau rambut rontok. Kemoterapi tidak diberikan pada penderita stadium awal.

3.KANKER ENDOMETRIUM
Gejala
Terdapat perdarahan, terutama pada pasca menopause atau di luar masa haid. Juga bila haidnya sangat lama dan banyak. "Karena dengan haid lama dan banyak, maka berarti endometriumnya semakin menebal, kan?"

Deteksi Dini
Karena gejala awal berupa perdarahan, maka umumnya penderita lebih awal melakukan pemeriksaan sehingga sebagian besar penyakit ini diketahui pada stadium awal.
Pemeriksaan USG dilakukan untuk melihat ketebalan dinding edometrium.
Selanjutnya dilakukan kuretase. "Cairannya akan dibawa ke patologi untuk dilihat apakah kanker atau bukan."

Pengobatan
Operasi yang dilanjutkan dengan radiasi atau kemoterapi

Sumber: Millis Aybun

10 Kalimat Yang Diucapkan Perempuan Ketika Menolak Cinta

0 comments

  1. Kamu sudah kuanggap sebagai kakak. (Kamu mengingatkanku pada Mandra)
  2. Beda usia kita terlalu jauh. (Aku tidak ingin kamu menjadi bapakku)
  3. Aku tidak tertarik padamu bukan karena penampilanmu. (Kamu lelaki terjelek yang pernah kukenal)
  4. Hidupku sedang kacau sekarang. (Aku tidak ingin kamu mengetahui teman-teman kencanku yang lain)
  5. Aku sudah punya pacar. (Aku lebih suka main dengan kucing jantanku)
  6. Aku tidak suka kencan dengan teman sekantor. (Aku berharap kamu kerja di lain kantor, tapi masih satu gedung)
  7. Bukan karena kamu kok, tapi aku. (Kamu kok penyebabnya)
  8. Aku ingin berkonsentrasi pada karir. (Walaupun pekerjaanku kadang membosankan, tapi masih lebih baik daripada berkencan denganmu)
  9. Aku masih ingin sendiri. (Kamu lelaki paling menyebalkan)
  10. Kita berteman aja ya. (Agar kamu tahu betapa banyaknya lelaki yang menginginkanku)
Sumber: email dari teman

Thursday, April 3, 2008

What to Do After an Earthquake

0 comments

  • Expect aftershocks. These secondary shockwaves are usually less violent than the main quake but can be strong enough to do additional damage to weakened structures and can occur in the first hours, days, weeks, or even months after the quake.
  • Listen to a battery-operated radio or television. Listen for the latest emergency information.
  • Use the telephone only for emergency calls.
  • Open cabinets cautiously. Beware of objects that can fall off shelves.
  • Stay away from damaged areas. Stay away unless your assistance has been specifically requested by police, fire, or relief organizations. Return home only when authorities say it is safe.
  • Be aware of possible tsunamis if you live in coastal areas. These are also known as seismic sea waves (mistakenly called "tidal waves"). When local authorities issue a tsunami warning, assume that a series of dangerous waves is on the way. Stay away from the beach.
  • Help injured or trapped persons. Remember to help your neighbors who may require special assistance such as infants, the elderly, and people with disabilities. Give first aid where appropriate. Do not move seriously injured persons unless they are in immediate danger of further injury. Call for help.
  • Clean up spilled medicines, bleaches, gasoline or other flammable liquids immediately. Leave the area if you smell gas or fumes from other chemicals.
  • Inspect the entire length of chimneys for damage. Unnoticed damage could lead to a fire.
  • Inspect utilities.
    • Check for gas leaks. If you smell gas or hear blowing or hissing noise, open a window and quickly leave the building. Turn off the gas at the outside main valve if you can and call the gas company from a neighbor's home. If you turn off the gas for any reason, it must be turned back on by a professional.
    • Look for electrical system damage. If you see sparks or broken or frayed wires, or if you smell hot insulation, turn off the electricity at the main fuse box or circuit breaker. If you have to step in water to get to the fuse box or circuit breaker, call an electrician first for advice.
Check for sewage and water lines damage. If you suspect sewage lines are damaged, avoid using the toilets and call a plumber. If water pipes are damaged, contact the water company and avoid using water from the tap. You can obtain safe water by melting ice cubes.

From: http://www.fema.gov/hazard/earthquake

What to Do During an Earthquake

0 comments

Stay as safe as possible during an earthquake. Be aware that some earthquakes are actually foreshocks and a larger earthquake might occur. Minimize your movements to a few steps to a nearby safe place and stay indoors until the shaking has stopped and you are sure exiting is safe.

If indoors

  • DROP to the ground; take COVER by getting under a sturdy table or other piece of furniture; and HOLD ON on until the shaking stops. If there isn’t a table or desk near you, cover your face and head with your arms and crouch in an inside corner of the building.
  • Stay away from glass, windows, outside doors and walls, and anything that could fall, such as lighting fixtures or furniture.
  • Stay in bed if you are there when the earthquake strikes. Hold on and protect your head with a pillow, unless you are under a heavy light fixture that could fall. In that case, move to the nearest safe place.
  • Use a doorway for shelter only if it is in close proximity to you and if you know it is a strongly supported, loadbearing doorway.
  • Stay inside until shaking stops and it is safe to go outside. Research has shown that most injuries occur when people inside buildings attempt to move to a different location inside the building or try to leave.
  • Be aware that the electricity may go out or the sprinkler systems or fire alarms may turn on.
  • DO NOT use the elevators.

If outdoors

  • Stay there.
  • Move away from buildings, streetlights, and utility wires.
  • Once in the open, stay there until the shaking stops. The greatest danger exists directly outside buildings, at exits, and alongside exterior walls. Many of the 120 fatalities from the 1933 Long Beach earthquake occurred when people ran outside of buildings only to be killed by falling debris from collapsing walls. Ground movement during an earthquake is seldom the direct cause of death or injury. Most earthquake-related casualties result from collapsing walls, flying glass, and falling objects.

If in a moving vehicle

  • Stop as quickly as safety permits and stay in the vehicle. Avoid stopping near or under buildings, trees, overpasses, and utility wires.
  • Proceed cautiously once the earthquake has stopped. Avoid roads, bridges, or ramps that might have been damaged by the earthquake.

If trapped under debris

  • Do not light a match.
  • Do not move about or kick up dust.
  • Cover your mouth with a handkerchief or clothing.
Tap on a pipe or wall so rescuers can locate you. Use a whistle if one is available. Shout only as a last resort. Shouting can cause you to inhale dangerous amounts of dust


From: http://www.fema.gov/hazard/earthquake

Bookmark This

Ziddu - Uploading your file